Rembang-Badan Penanggulangan bencana daerah(BPBD) kabupaten rembang mengingatkan warga masyarakat di kabupaten Rembang khusunya untuk mewaspadai adanya angin kencang selama kurun waktu 3 hari kedepan,
Menurut keterangan kepala pelaksana BPBD Suharso, berdasarkan data dari Badan metereologi Klimatologi dan Geofiifisika (BMKG) Semarang kecepatan angin berkisar 20 hingga 40 Kilometer perjam disebabkan angin musom barat menguat, dipicu oleh tekanan rendah di selatan pulau jawa. Kondisi ini bisa menyebabkan gelombang tinggi di laut antara satu setengah meter hingga 4 meter dan membahayakan keselamatan.
Untuk itu suharso mengingatkan warga untuk mencermati dan mewaspadai kondisi tersebut, Terutama bagi nelayan untuk sementara tidak melaut karena kapal bisa dihantam ombak yang menyebabkan pecah dan terguling, Selain itu keberadaan Baliho dipinggir jalan juga perlu dicermati agar tidak membahayakan keselamatan pengguna jalan,
Sedangkan warga yang bermukim ditanah lapang agar berhati-hati, apabila ada angin kencang segera keluar rumah agar terselamatkan, dan bagi warga masyarakat yang memiliki pohon rindang untuk ditebang ataupun dipangkas agar tidak roboh maupun tumbang yang membahayakan keselamatan.
Suharso mengatakan akibat adanya angin kencang ini puluhan rumah di desa sendang asri lasem gentingnya berserakan serta mengalami kerusakan sementara satu baliho di Lasem roboh tertimpa bengkel dan warung.
Sementara itu di beberapa desa yang berbatasan dengan pantai warga melakukan ronda kapal pada malam hari. Ronda malam ini dilakukan untuk mengawasi perahu yang ditambatkan agar tidak saling bersenggolan manakala gelombang besar terjadi.
Rukani warga RT 2-RW 2 Kelurahan Pacar mengatakan, kerugian materiil sering dialami nelayan tradisional di musim baratan ini, akibat meningkatnya intensitas dan tingginya gelombang. Perahu yang ditambatkan berjajar jika tidak dijaga bisa saling senggol dan menyebabkan rusak, bahkan yang terparah bisa pecah karena kuatnya benturan.
Bahkan tiga hari yang lalu salah satu tetangganya kehilangan perahu, karena saat terjadi badai dan gelombang besar menyebabkan jangkar lepas, perahu hanyut dan sampai kini belum ditemukan. (fandi/Heru)
Post a Comment